ARDHIII'S BLOG

ARDHIII'S BLOG

Minggu, 28 Desember 2014

100 Tahun Senjata Kimia

Senjata kimia digunakan di Gaza
Senjata kimia digunakan di Gaza
Penggunaan senjata kimia adalah saah satu alasan pada Perang Iraq tahun 1991 silam. Pemerintah U.S percaya bahwa Iraq melakukan penyerangan dan penyimpanan senjata pembunuh masal ini. Akan tetapi, hingga saat ini pemerintah U.S belum dapat membuktikan kebenarannya. Berdasarkan data yang dikutip dari artikel Leonard A. Cole, salah satu penjelasan pemerintah U.S mengenai keberadaan senjata kimia Iraq adalah tentara U.S telah menghiraukan peringatan CIA dan menghancurkan bunker tempat penyimpanan senjata kimia sehingga menyebabkan hilangnya bukti keberadaan senjata tersebut dan PBB hanya menemukan kasus penyakit pada tentara U.S akibat pengeboman bunker senjata kimia.
Tentara Israel juga diduga menggunakan senjata sulfur dalam penerangan Palestina di Gaza pada bulan Januari 2009 kemarin.(Kompas.tv)
Hampir satu abad lalu, penggunaan senjata kimia skala besar pertama kali terjadi pada tahun 1915 selama Perang Dunia I, ketika tentara Jerman melepaskan gas chlorine yang terkompresi dari 5730 kontainernya pada saat angin bertiup kearah Perancis yang berjarak beberapa ratus yards. Phosgenedan berbagai senjata kimia lain juga digunakan dalam perang hingga pada puncaknya Jerman mengenalkan “mustard gas” pada tahun 1917. Pada akhir PD 1 tahun 1918, semua kubu perang telah menggunakan berbagai macam senjata kimia mematikan.
Senjata kimia pemusnah masal memang telah digunakan pada awal tahun 1900-an, diikuti dengan senjata biologis yang berstatus “weapons of mass destruction” pada tahun 1930-an lalu bom nuklir pada tahun 1940an. Protokol Geneva yang ditandatangani pada tahun 1925 kini telah membatasi penggunaan senjata kimia dan biologis. Walaupun sebagian besar negara yang hadir pada menyetujui perjanjian tersebut, U.S bersikeras menolaknya hingga tahun 1975.

Tipe “Senjata Kimia Penghancur Massal”

Senyawa yang digunakan pada senjata kimia dapat digolongkan pada dua tipe utama:
  1. Tipe yang mempengaruni permukaan tubuh yang terkena senyawa kimia,
  2. Tipe yang dapat merusak sistem syaraf korban.
Beberapa contoh senyawa kimia yan merusak permukaan tubuh adalah gas phosgene, gas chlorine,hydrogen cyanide dan gas mustard. Prinsip kerja dari phosgenechlorine, dan hydrogen cyanide adalah penyerangan melalui pernapasan. Phosgene adalah senyawa penyedak napas yang menyebabkan paru-paru dipenuhi oleh air, secangkan chlorine mempu menghancurkan sel-sel pada saluran pernapasan. Hydrogen cyanide dapat menghalangi oxygen berikatan dengan darah. Setetes saja gas mustard yang menguap ke udara, dapat merusak permukaan tubuh manapun termasuk kulit, mata dan paru-paru. Senyawa tersebut dapat menyebabkan kematian dari kegagalan pernapasan.
Nerve Gas, senyawa perusak syaraf bekerja dengan cara menghalangi transmisi penyampaian pesan syaraf pusat ke seluruh tubuh. Tipe senyawa ini antara lain: sarin, soman, tabun, dan VX. Seluruh senyawa yang beraksi dengan mengganggu neurotransmitter yang disebut juga acetylcholine. Dengan cara terhisap ataupun terserap melalui kulit, setetes saja senyawa-senyawa tersebut dapat mematikan seluruh jaringan syaraf tubuh. Jenis senjata terkuat pada tipe ini ada pada grup turunan VX, tetapi semua senyawa tipe ini dapat menyebabkan kematian hanya dalam beberapa menit setelah terkontak.
Ada juga tipe herbisida (herbicides) seperti Agent Orange, yang mampu membunuh tumbuh-tumbuan.Agent Orange digunakan selama Perang Vietnam (1959-1975) sebagai defoliant yang menghancurkan dedaunan hutan untuk menemukan pasukan musuh. Beberapa orang menganggap tipe herbisida ini tidak akan membahayakan hewan maupun manusia. Akan tetapi, banyak veteran perang Vietnam yang mengalami gangguan kesehatan akibat senyawa ini dan pemerintah Vietnam menetapkan bahwa mereka terkena dampak dari Agent Orange.

Pendeteksian, Pencegahan dan Pengobatan

Banyak senyawa kimia pembunuh ini yang memiliki karakteristik tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Penyerangan biasa terjadi tanpa disadari oleh korban. Tentara biasanya membawa peralatan pendeteksi keberadaan bahan kimia berbahaya, yang biasanya terdiri dari kertas yang dibuat sedemikian rupa atau cairan yang dapat berubah warna bila mendeteksi keberadaan bahan kimia berbahaya.
Bahan kimia pembunuh ini dapat cepat tersebar bila terlepas ke udara. Bedak tertentu, lotion pemutih atau hanya dengan sabun dan air sebenarnya sudah mempu menetralisir beberapa senyawa tersebut.Lotion pemutih dapat mengurangi kerusakan kulit dari gas Mustard bila digunakan sesegera mungkin setelah terkontak. Penanganan medis dan obat-obatan dapat menolong beberapa korban yang selamat walaupun demikian tetap saja akibat yang ditimbulkan sulit untuk dihindari karena senyawa yang menyerang syaraf akan langsung membunuh korbannya dalam hitungan menit. Sebenarnyatreatment dengan obat pyridostigmine bromide dapat menolong dari kerusakan syaraf apabila digunakan dengan sangat-sangat segera setelah terkena terkontak.

Properti Senyawa Senjata Kimia

Phosgene

Dapat kita sebut juga sebagai carbonic dichloride dengan formula COCl2. Senyawa ini tidak berwarna dan sangat beracun, berbau sangat menyengat pada konsentrasi tinggi. Phosgene lebih berat 3,43 kali dari pada udara, memiliki titik leleh pada -118 C dan titik didih pada 8,3 C. Cara pembuatan phosgeneadalah dengan mereaksikan carbon monoxide dan chlorine dengan bantuan suatu katalis. Phosgeneberacun pada konsentrasi diatas 50 ppm (parts per million) udara. Selama Perang Dunia 1, senyawa ini digunakan sebagai senjata kimia pembunuh masal, dan sekarang senyawa ini digunakan sebagai senyawa pertengahan pada sintesa senyawa organik seperti carbonic estersisocyanates, polyurethanes, dan digunakan dalam pembuatan pewarna.

Chlorine Gas

Pada temperatur ruangan, senyawa murni Cl ini berbentuk gas berwarna kuning kehijauan dan berbau menyengat pada konsentrasi tinggi. Senyawa murni Cl tidak tesedia bebas diudara, akan tetapi berikatan dengan senyawa lain. Chlorine mudah bereaksi dengan air, logam dan bahan organik.Chlorine memiliki titik leleh pada -101 C dan titik didih pada -34,05 C pada tekanan atmosfer. Penggunaan Chlorine sebagai senjata kimia tercatat mulai Perang Dunia 1 dan kini senyawanya digunakan sebagai bahan pemutih pada kertas, membunuh bakteri, pembuatan bromine, tetraethyldan berbagai produk lainnya.

Agent Orange

Senyawa yang digunakan untuk membunuh tanaman semasa Perang Vietnam ini dibuat dengan mengkombinasikan 2,4,5-trichlorophenoxyacetic acid dan 2,4-dichlorophenoxyacetic acid pada konsentrasi tertentu. Senyawa ini disebut Orange karena kontainer pembawa senyawa ini berwarna oranye. Beberapa senyawa herbisida lain yang terkenal pada selama perang tersebut antara lain Agent Blue dan Agent WhiteAgent Orange ini mengandung senyawa samping dioxins yang sangat berbahaya bagi hewan dan manusia. Dioxins dapat menyebabkan cacat lahir dan kangker langka dan memiliki efek yang berkepanjangan. Penggunaan senyawa ini selama Perang Vietnam di tahun 1970 masih ditemukan dampaknya pada anak-anak yang lahir di tahun 1996.

Nerve Gas

Sebagian besar gas syaraf termasuk jenis organophosphates, sebuah tipe yang awalnya dikembangkan untuk digunakan sebagai pestisida. Beberapa tipe yang ada termasuk inisialnya adalah Tabun (GA), Sarin (GB), Soman (GD), dan yang paling berbahaya VX. Permurnian lokasi dari Sarin dengan dosis yang tidak berbahaya memakan waktu lebih dari 2 minggu. Dan senyawa VX beberapa kali lebih berbahaya dari Sarin. Seseorang yang menyentuh benda yang terkena VX, akan langsung terkontaminasi dosis yang berbahaya dan senyawa VX akan terus berada pada tubuh korban selama berminggu-minggu kemudian.
Senjata kimia kini terus dikembangkan oleh berbagai negara, baik secara diam-diam maupun terang-terangan.


Penyakit Creutzfeldt-Jakob (Ensefalopati Spongiform Subakut) adalah suatu kelainan otak yang ditandai dengan penurunan fungsi mental yang terjadi dengan cepat, disertai kelainan pergerakan.

Penyakit ini terutama menyerang dewasa, diatas 50 tahun.

Penyakit yang mirip Creutzfeldt-Jakob terjadi pada domba (Skrepi) dan sapi (Penyakit Sapi Gila). Penularan infeksi bisa terjadi karena memakan jaringan hewan yang terinfeksi.
Penularan antar binatang masih belum jelas dan kasus pada manusia terjadi jika memakan daging hewan yang terinfeksi.

Penyakit Creutzfeldt-Jakob (Sapi Gila)


PENYEBAB
Terjadi kerusakan jaringan otak oleh suatu organisme yang menyerupai virus (protein yang bisa ditularkan, yang disebut prion).

Penyakit Creutzfeldt-Jakob

Beberapa kasus terjadi pada dewasa yang menerima hormon pertumbuhan yang berasal dari kadaver (mayat yang diawetkan). Agen penyebabnya (prion) diduga telah ditularkan melalui hormon pertumbuhan (yang berasal dari kelenjar hipofisa kadaver).

Resiko terkena penyakit ini sedikit meningkat pada orang-orang yang menjalani pembedahan otak.
Beberapa ahli patologi tertular oleh penyakit ini dari kadaver.

GEJALA
Beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terinfeksi, tidak timbul gejala.
Secara perlahan, kerusakan otak bertambah dan penderita mengalami demensia (penurunan kemampuan intelektual).

Pada awalnya, gejalanya mirip demensia lainnya, yaitu tidak peduli akan kebersihan badannya, apatis, mudah marah, pelupa dan bingung. Beberapa penderita merasakan mudah lelah, mengantuk, tidak bisa tidur atau kelainan tidur lainnya.
Kemudian gejala-gejalanya dipercepat, biasanya jauh lebih cepat dari pada penyakit Alzheimer, sampai penderita betul-betul pikun.

Kedutan/kejang pada otot biasanya muncul dalam 6 bulan pertama setelah gejala dimulai.
Gemetar, gerakan tubuh yang janggal dan aneh juga bisa terjadi.
Penglihatan bisa kabur atau suram.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan kemunduran fungsi mental yang terjadi dengan cepat atau disertai oleh kedutan otot.

Pemeriksaan sistem saraf dan motorik menunjukkan kedutan otot dan kejang (mioklonus).
Ketegangan otot meningkat atau bisa terjadi kelemahan dan penyusutan otot.
Bisa terjadi refleks abnormal atau peningkatan respon dari refleks yang normal.

Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan adanya daerah kebutaan yang mungkin tidak disadari oleh penderitanya.
Terdapat gangguan koordinasi yang berhubungan dengan perubahan persepsi visual-spasial dan perubahan di dalam serebelum (bagian otak yang mengendalikan koordinasi).

Pemeriksaan EEG (rekaman aktivitas listrik otak) menunjukkan adanya perubahan yang khas untuk penyakit ini.

Pemeriksaan khusus terhadap jaringan otak untuk memperkuat diagnosis, hanya dapat dilakukan jika penderita sudah meninggal dan diambil contoh otaknya untuk diperiksa.

PENGOBATAN
Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, dan progresifitasnya tidak dapat diperlambat.
Bisa diberikan obat-obatan untuk mengendalikan perilaku yang agresif (misalnya obat penenang, anti-psikosa).


PROGNOSIS

Prognosis biasanya sangat jelek.
Demensia total biasanya terjadi dalam waktu 6 bulan atau lebih, dimana penderita menjadi benar-benar tidak mampu merawat dirinya sendiri.

Dalam waktu yang singkat penyakit ini berakibat fatal, biasanya dalam waktu 7 bulan. Kematian biasanya terjadi akibat infeksi, gagal jantung atau kegagalan pernafasan.
Beberapa penderita bertahan hidup sampai 1-2 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.

PENCEGAHAN
Menghindari pencangkokan jaringan manusia yang terinfeksi atau menghindari makan jaringan hewan yang terinfeksi.